A. Pendahuluan
Berbicara tentang penyelenggaraan
pendidikan di sekolah, tentu tidak terlepas dari peran serta guru dalam
melaksanakan proses pembelajaran siswa, yang diwujudkan dalam bentuk
interaksi belajar mengajar, baik antara pendidik dengan pendidik
lainnya, pendidik dengan peserta didik, maupun peserta didik dengan
peserta didik dan lingkungannya. Dalam menyelenggarakan pembelajaran
formal, pendidik berpedoman pada rencana dan pengaturan tentang
pendidikan, yang keseluruhannya dikemas dalam bentuk kurikulum.
Dalam konteks Kurikulum Tingkat Satuan
Pendidikan (KTSP) yang saat ini sedang dikembangkan di Indonesia, peran
guru untuk dapat mengimplementasikan dan mengembangkan kurikulum
tampaknya bukan hal yang sederhana. Guru dituntut untuk dapat memenuhi
sejumlah prinsip pembelajaran tertentu, diantaranya guru harus
memperhatikan kebutuhan dan perbedaan individual, mengembangkan strategi
pembelajaran yang memungkinkan siswa aktif, kreatif dan menyenangkan,
serta menilai proses dan hasil pembelajaran siswa secara akurat dan
komperhensif.
Untuk dapat mengimplementasikan kurikulum
dengan baik tampaknya masih ditemukan berbagai kendala, seperti
persoalan rendahnya motivasi dan kemampuan guru itu sendiri, ratio
antara guru dengan siswa yang tidak seimbang, dan keterbatasan sarana.
Semua itu menuntut guru untuk dapat mengelola pembelajaran dan
mengembangkan bentuk-bentuk strategi pembelajaran yang lebih tepat dan
sesuai.
Selama ini pada umumnya strategi
pembelajaran yang dikembangkan di sekolah cenderung dilakukan secara
soliter. Dalam arti, pengelolaan pembelajaran menjadi tanggung jawab
guru yang bersangkutan secara individual, baik dalam merencanakan,
melaksanakan, maupun menilai pembelajaran siswa. Ketika dihadapkan
dengan tuntutan kurikulum yang sangat kompleks dan kondisi nyata yang
kurang kondusif, guru seringkali menjadi tidak berdaya dan memiliki
keterbatasan untuk dapat mengimplementasikan kurikulum sesuai dengan apa
yang diharapkan dan digariskan dalam ketentuan yang ada.
Dalam hal ini, strategi Team Teaching
tampaknya bisa dijadikan sebagai alternatif untuk mengatasi permasalahan
yang ada. Team Teaching merupakan salah satu bentuk strategi
pembelajaran yang melibatkan dua orang guru atau lebih dalam proses
pembelajaran siswa, dengan pembagian peran dan tanggung jawab secara
jelas dan seimbang. Melalui strategi Team Teaching, diharapkan antar
mitra dapat bekerja sama dan saling melengkapi dalam mengelola proses
pembelajaran. Setiap permasalahan yang muncul dalam proses pembelajaran
dapat diatasi secara bersama-sama.
Melalui tulisan ini akan dipaparkan tentang konsep dasar Team Teaching dan tahapan-tahapan dalam pembelajaran Team Teaching,
B. Konsep Dasar Team Teaching
Dewasa ini, seiring dengan semakin
modernnya sistem pendidikan dan tuntutan yang semakin berkembang, tak
jarang sekolah-sekolah yang masih menggunakan strategi pembelajaran
konvensional dalam melaksanakan proses pembelajarannya. Dalam proses
pembelajaran dengan strategi konvensional ini, proses pembelajaran
dilakukan secara soliter, artinya proses pembelajaran yang dimulai dari
perencanaan, pelaksanaan, sampai kepada evaluasi pembelajaran siswa
dilakukan oleh satu orang guru.
Padahal sebenarnya, sekarang ini
kurikulum pendidikan di Indonesia sudah makin berkembang. Telah banyak
tuntutan-tuntutan yang ditujukan kepada guru. Saat ini, guru dituntut
untuk lebih inovatif dan kreatif dalam menentukan/ memilih metode
pembelajaran yang digunakan, yang tentunya harus disesuaikan dengan
materi pelajaran yang akan disampaikan kepada siswa.
Selain itu, guru di era sekarang juga
dituntut untuk lebih mengenal setiap individu dari diri siswa. Dan
melihat ratio antara jumlah guru dan siswa yang tidak seimbang, tentu
seorang guru tidak mungkin bisa menangani jumlah siswa yang banyak itu.
Satu hal yang juga penting, bahwa yang namanya guru bukan berarti orang
yang tahu akan segala hal. Dalam hal ini, setiap manusia tentulah
memiliki kekurangan pengetahuan. Ini menunjukkan bahwa guru pun
membutuhkan sosok lain yang bisa diajak kerja sama dalam menghadapi
segala kesulitan yang ada pada saat melaksanakan proses pembelajaran.
Jika melihat beberapa masalah yang
terjadi dalam dunia pendidikan, dalam hal ini pihak sekolah dan
guru-guru dituntut daya kreatifitasnya dalam memilih strategi yang tepat
agar segala tuntutan yang ditujukan terhadap guru khususnya itu dapat
terpenuhi dengan maksimal. Dan tampaknya strategi Team Teaching
merupakan cara tepat.
Team Teaching merupakan strategi
pembelajaran yang kegiatan proses pembelajarannya dilakukan oleh lebih
dari satu orang guru dengan pembagian peran dan tanggung jawabnya
masing-masing. Definisi ini sesuai dengan yang dijelaskan oleh
Martiningsih (2007) bahwa “Metode pembelajaran team teaching adalah
suatu metode mengajar dimana pendidiknya lebih dari satu orang yang
masing-masing mempunyai tugas.
Lebih lanjut Ahmadi dan Prasetya (2005)
menyatakan bahwa Team teaching (pengajaran beregu) adalah suatu
pengajaran yang dilaksanakan bersama oleh beberapa orang. Tim pengajar
atau guru yang menyajikan bahan pelajaran dengan metode mengajar beregu
ini menyajikan bahan pengajaran yang sama dalam waktu dan tujuan yang
sama pula. Para guru tersebut bersama-sama mempersiapkan, melaksanakan,
dan mengevaluasi hasil belajar siswa. Pelaksanaan belajarnya dapat
dilakukan secara bergilir dengan metode ceramah atau bersama-sama dengan
metode diskusi panel.
Sebenarnya ada beberapa jenis dari strategi Team Teaching, sesuai yang dijelaskan oleh Soewalni S (2007), yaitu :
1. Semi Team Teaching :
Tipe 1 = sejumlah guru mengajar mata
pelajaran yang sama di kelas yang berbeda. Perencanaan materi dan metode
disepakati bersama.
Tipe 2a = satu mata pelajaran disajikan oleh sejumlah guru secara bergantian dengan pembagian tugas, materi dan evaluasi oleh guru masing-masing.
Tipe 2b = satu mata pelajaran disajikan oleh sejumlah guru dengan mendesain siswa secara berkelompok.
Tipe 2a = satu mata pelajaran disajikan oleh sejumlah guru secara bergantian dengan pembagian tugas, materi dan evaluasi oleh guru masing-masing.
Tipe 2b = satu mata pelajaran disajikan oleh sejumlah guru dengan mendesain siswa secara berkelompok.
2. Team Teaching Penuh
Tipe 3 = satu tim terdiri dari dua orang
guru atau lebih, waktu kelas sama, pembelajaran mata pelajaran / materi
tertentu. Perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi secara bersama dan
sepakat.
Adapun variasi Team Teaching Penuh menurut Soewalni S (2007) ialah :
Pelaksanaan bersama, seorang guru sebagai
penyaji atau menyampaikan informasi, seorang guru membimbing diskusi
kelompok atau membimbing latihan individual.
Anggota tim secara bergantian menyajikan
topik/materi. Diskusi / tanya jawab dibimbing secara bersama dan saling
melengkapi jawaban dari anggota tim.
Seorang guru (senior) menyajikan langkah
latihan, observasi, praktek dan informasi seperlunya. Kelas dibagi dalam
kelompok, setiap kelompok dipandu seorang guru (tutor, fasilitator,
mediator). Akhir pembelajaran masing-masing kelompok menyajikan laporan
(lisan/tertulis) dan ditanggapi bersama serta disimpulkan bersama.
Namun, dari beberapa jenis Team Teaching
yang dikemukakan oleh Soewalni S, penulis lebih condong ke jenis Team
Teaching penuh, karena disana lebih terlihat nyata strategi Team
Teaching-nya. Guru yang mengajar lebih dari satu orang, mereka mengajar
di kelas yang sama dengan materi yang sama dan pada waktu yang sama,
serta setiap perencanaan, pelaksanaan dan evaluasinya pun dilakukan atas
kesepakatan bersama. Hal ini sangat sesuai dengan prinsip pembentukan
team dalam sebuah pelaksanaan tugas, bahwa segala sesuatunya yang
berkaitan dengan misi pencapaian tujuan dilakukan secara bersama-sama,
mulai dari perencanaan, pelaksanaan, sampai kepada evaluasi terhadap apa
yang telah dilaksanakan.
C. Tahapan Pembelajaran dengan Strategi Team Teaching
1. Tahap Awal
a. Perencanaan Pembelajaran Disusun secara Bersama
Perencanaan pembelajaran atau yang saat
ini lebih populer dengan istilah Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
harus disusun secara bersama-sama oleh setiap guru yang tergabung dalam
Team Teaching. Agar setiap guru yang tergabung dalam team teaching
memahami tentang apa-apa yang tercantum dalam isi Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran (RPP) tersebut, mulai dari standar kompetensi, kompetensi
dasar, dan indikator yang harus diraih oleh siswa dari proses
pembelajaran, sampai kepada sistem penilaian hasil evaluasi siswa.
b. Metode Pembelajaran Disusun Bersama
Selain Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
(RPP) yang harus disusun bersama oleh team, metode yang akan digunakan
oleh mereka dalam proses pembelajaran Team Teaching pun harus
direncanakan bersama-sama oleh anggota Team Teaching. Perencanaan metode
secara bersama ini dilakukan agar setiap guru Team Teaching mengetahui
alur proses pembelajaran dan tidak kehilangan arah pembelajaran.
c. Partner Team Teaching Memahami Materi dan Isi Pembelajaran
Guru sebagai partner dalam Team Teaching
bukan hanya harus mengetahui tema dari materi yang akan disampaikan
kepada siswa saja, lebih jauh dari itu, mereka juga harus sama-sama
mengetahui dan memahami isi dari materi pelajaran tersebut. Hal ini agar
keduanya bisa saling melengkapi kekurangan pengetahuan yang ada di
dalam diri masing-masing. Terutama ini dapat dirasakan manfaatnya dalam
penyampaian materi pada siswa dan menjawab pertanyaan-pertanyaan siswa
atas penjelasan guru.
d. Pembagian Peran dan Tanggung Jawab Secara Jelas
Dalam Team Teaching, pembagian peran dan
tanggung jawab masing-masing guru harus dibicarakan secara jelas ketika
merencanakan proses pembelajaran yang akan dilaksanakan, agar ketika
proses pembelajaran berlangsung di dalam kelas, mereka tahu peran dan
tugasnya masing-masing. Tidak ada lagi yang namanya ketidakjelasan peran
dan tanggung jawab dalam hal ini.
2. Tahap Inti
Satu guru sebagai pemateri dalam dua jam mata pelajaran penuh, dan satu orang sebagai pengawas dan pembantu team.
Dua orang guru bergantian sebagai pemateri dalam dua jam pelajaran, dalam hal ini berarti tugas sebagai pemateri dibagi dua dalam dua jam pelajaran yang ada.
Dua orang guru bergantian sebagai pemateri dalam dua jam pelajaran, dalam hal ini berarti tugas sebagai pemateri dibagi dua dalam dua jam pelajaran yang ada.
3. Tahap Evaluasi
a. Evaluasi Guru
Evaluasi guru selama proses pembelajaran
dilakukan oleh partner team setelah jam pelajaran berakhir. Evaluasi
dilakukan oleh masing-masing partner dengan cara memberi
kritikan-kritikan dan saran yang membangun untuk perbaikan proses
pembelajaran selanjutnya. Dalam hal ini setiap guru yang diberi saran
harus menerima dengan baik saran-saran tersebut, karena hakekatnya
itulah kelebihan dari team teaching. Setiap guru harus merasa bahwa
mereka banyak mengalami kekurangan dalam diri mereka, tidak merasa diri
paling benar dan paling pintar. Evaluasi ini dilakukan di luar ruang
kelas, ini dilakukan untuk menjaga image masing-masing guru dihadapan
siswa.
b. Evaluasi Siswa
Evaluasi siswa dalam hal ini mencakup
pembuatan soal evaluasi dan merencanakan metode evaluasi, yang semuanya
dilakukan secara bersama-sama oleh guru Team Teaching. Atas kesepakatan
bersama guru harus membuat soal-soal evaluasi yang akan diberikan kepada
siswa, disini guru Team Teaching harus secara bersama-sama menentukan
bentuk soal evaluasi, baik lisan ataupun tulisan, baik pilihan ganda,
uraian, atau kombinasi antara keduanya.
Satu hal yang tak kalah pentingnya adalah
dalam evaluasi siswa, guru juga diharuskan merencanakan metode
evaluasi. Perencanaan metode evaluasi siswa ini di dalamnya mencakup
pembagian peran dan tanggung jawab setiap guru Team Teaching dalam
pelaksanaan evaluasi, serta pembagian pos-pos pengawasan.
C. Kesimpulan dan Saran
1. Kesimpulan
Semakin berkembangnya kurikulum
pengajaran, menuntut guru untuk semakin kreatif dalam melaksanakan
proses pembelajaran di dalam kelas. Berbagai tuntutan yang ditujukan
kepada guru pun semakin kompleks, diantaranya ialah guru dituntut untuk
mampu memperhatikan perbedaan individual siswa, guru harus kreatif
mendesain strategi pembelajaran yang memungkinkan siswa aktif dan nyaman
belajar, serta guru pun dituntut untuk mampu melakukan penilaian
terhadap proses dan hasil belajar siswa secara menyeluruh. Berbagai hal
yang harus dipenuhi guru tersebut, tentu merupakan hal yang sulit jika
semua itu dilakukan seorang diri, untuk itu membutuhkan partner agar
semua hal tersebut dapat dilakukan secara maksimal. Maka salah satu
upaya yang dapat dilakukan adalah dengan menggunakan strategi Team
Teaching dalam melaksanakan proses pembelajaran.
Team Teaching merupakan suatu strategi
pembelajaran yang dilakukan oleh lebih dari satu orang guru dengan
pembagian tugasnya secara jelas. Dilihat dari jenisnya, strategi Team
Teaching ada dua jenis, yaitu semi Team Teaching dan Team Teaching
penuh. Dalam strategi Team Teaching, seluruh aktivitas proses
pembelajaran mulai dari perencanaan, pelaksanaan, sampai kepada evaluasi
dilakukan secara bersama oleh guru Team Teaching. Hal ini sangat sesuai
dengan prinsip kerja sama.
2. Saran
Bagi pihak sekolah, hendaknya kreatif
dalam memilih metode pembelajaran yang akan digunakan dalam Proses
Belajar Mengajar, agar proses pembelajaran berjalan dengan baik dan
hasil yang dicapai oleh siswa pun relatif baik. Dan bagi sekolah-sekolah
yang sudah menggunakan strategi Team Teaching dalam proses
pembelajaran, pelaksanaan Team Teaching harus sesuai dengan
ketentuan-ketentuan yang benar agar tidak terjadi penyimpangan dalam
sistem pembelajaran.
DAFTAR PUSTAKA
Ahmadi, A. dan Prasetya. (2005). Strategi Belajar Mengajar. Bandung : CV Pustaka Setia.
Soewalni, S. (2007). Team Teaching.
Makalah Program Pelatihan Applied Approach 2007 di Lembaga Pengembangan
Pendidikan UNAS. (Diakses tgl 8 April 2008).